Ikan lele dan belut asal Ciseeng. Bogor, Jawa Barat, diekspor ke Thailand dan Vietnam. Komoditas air tawar yang dibudida-yakan secara tradisional oleh masyarakat setempat itu terbukti diminati pasar luar negeri. Selain itu, minat makan ikan air tawar di kawasan Puncak, Bogor, akhir-akhir kian meningkat, seiring dengan gencarnya promosi makan ikan. "Ikan lele yang diekspor adalah ikan lele asap dan belut hidup serta abon belut. Pasar di Vietnam dan Thailand cukup besar," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor Sutrino di Cisarua, Bogor, Kamis (17/6).
Kemarin, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar pelatihan cara mengolah ikan lele, gurame, dan belut berstandar higienis. Pelatihan melibatkan 50 pengusaha rumah makan, restoran, dan warung makan kaki lima terpilih yang tersebar di sekitar kawasan Puncak, Jawa Barat.
Budi Lastono, food beveragemanager Safari Garden Hotel Restaurant Cisarua, Bogor, mengatakan, standar pengolahan ikan lele dan gurame serta belut di kawasan Puncak sudah memenuhi prinsip kebersihan dan kesehatan (higienis). Namun, pengelola rumah makan, restoran, dan warung tetap membutuhkan pelatihan. "Biar menjadi lebih baik, pengelolah mendapat pelatihan tambahan dari pakar makanan seperti dari IPB (Institut Pertanian Bogor)," kata Budi Lastono yang menyempatkan diri mengikuti pelatihan, kemarin.
Budi mengakui, minat masyarakat makan ikan kian meningkat yang ditandai dengan membanjirnya pengunjung atau wisatawan lokal ke kawasan Puncak untuk berwisata. Kawasan Puncak, lanjut Budi, dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata kuliner saat ini. "Akhir pekan banyak masyarakat asal Jakarta dan Bandung yang berwisata ke Puncak. Biasanya, permintaan ikan saat akhir pekan tinggi," kata Budi, (jjr)
Sumber : Investor Daily 18 Juni 2010 hal.30
Kemarin, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggelar pelatihan cara mengolah ikan lele, gurame, dan belut berstandar higienis. Pelatihan melibatkan 50 pengusaha rumah makan, restoran, dan warung makan kaki lima terpilih yang tersebar di sekitar kawasan Puncak, Jawa Barat.
Budi Lastono, food beveragemanager Safari Garden Hotel Restaurant Cisarua, Bogor, mengatakan, standar pengolahan ikan lele dan gurame serta belut di kawasan Puncak sudah memenuhi prinsip kebersihan dan kesehatan (higienis). Namun, pengelola rumah makan, restoran, dan warung tetap membutuhkan pelatihan. "Biar menjadi lebih baik, pengelolah mendapat pelatihan tambahan dari pakar makanan seperti dari IPB (Institut Pertanian Bogor)," kata Budi Lastono yang menyempatkan diri mengikuti pelatihan, kemarin.
Budi mengakui, minat masyarakat makan ikan kian meningkat yang ditandai dengan membanjirnya pengunjung atau wisatawan lokal ke kawasan Puncak untuk berwisata. Kawasan Puncak, lanjut Budi, dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata kuliner saat ini. "Akhir pekan banyak masyarakat asal Jakarta dan Bandung yang berwisata ke Puncak. Biasanya, permintaan ikan saat akhir pekan tinggi," kata Budi, (jjr)
Sumber : Investor Daily 18 Juni 2010 hal.30
No comments:
Post a Comment