MENTERI Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad, 57, ternyata sangat suka olahraga diving (menyelam). Hobi yang tergolong ekstrem itu bahkan sudah dilakukan sebelum dirinya menjabat sebagai Gubernur Provinsi Gorontalo pada 2001 silam Divespot favoritnya adalah Teluk Tomoni, yang jadi bagian dari wilayah Provinsi Sulawesi Tengah dan Gorontalo.
"Diving sekarang semakin populer di antara generasi muda dan para treveler. Keberadaan divespot di Indonesia yang sangat banyak bisa bermanfaat bagi industri pariwisata," ujar Fadel sebelum membuka Pameran Deep Indonesia 2010 di Hall B.Jakarta Convention Center, Jakarta. Pameran yang berlangsung selama tiga hari tersebut berakhir kemarin.
Hobi menyelam itu sedikit banyak membantu Fadel dalam menjalankan tugas - tugasnya sebagai Menteri. Di antaranya, tercetusnya upaya untuk menggalakan Ecotourism (ecological tourism) atau pariwisata ekologis.
Ecotourism merupakan perjalanan ataupun kunjungan ke lingkungan alam yang relativ masih asli, dilakukan secara bertanggung jawab, untuk menikmati dan menghargai alam, mendukung konservasi, serta terlibat aktif dalam sosio-ekonomi masyarakat setempat.
"Ecotourism sangat erat hubungannya dengan olahraga laut seperti diving" ujar pria kelahiran Ternate, Maluku, 20 Mei 1952 tersebut. Menurut dia, ada 20 tempat di Indonesia yang didorong untuk menjadi Ecotourism. Di antaranya Wakatobi di Sulawesi Tenggara dan Raja Ampay di Papua. Kedua tempat itu memang sangat populer di kalangan para penyelam lokal maupun internasional.
Fadel juga mengingatkan, dengan luas lautan Indonesia yang mencapai 6 juta kilometer persegi, kelestarian terumbu karang haruslah dijaga.
"Waktu saya menjabat sebagai Gubernur Gorontalo, saya mengeluarkan perda pertama soal kelestarian terumbu karang," katanya mengacu pada peraturan Daerah No 2/2006 tentang pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang di provinsi Gorontalo.
Saat ini pun, kata Fadel, Indonesia menjadi ketua dari Coral Triangle Initiative (CTI) yang beranggotakan enam negara. Organisasi yang berpusat, di Manado itu sudah melakukan berbagai upaya penyelamatan terumbu karang, (dan angarra dian).
"Diving sekarang semakin populer di antara generasi muda dan para treveler. Keberadaan divespot di Indonesia yang sangat banyak bisa bermanfaat bagi industri pariwisata," ujar Fadel sebelum membuka Pameran Deep Indonesia 2010 di Hall B.Jakarta Convention Center, Jakarta. Pameran yang berlangsung selama tiga hari tersebut berakhir kemarin.
Hobi menyelam itu sedikit banyak membantu Fadel dalam menjalankan tugas - tugasnya sebagai Menteri. Di antaranya, tercetusnya upaya untuk menggalakan Ecotourism (ecological tourism) atau pariwisata ekologis.
Ecotourism merupakan perjalanan ataupun kunjungan ke lingkungan alam yang relativ masih asli, dilakukan secara bertanggung jawab, untuk menikmati dan menghargai alam, mendukung konservasi, serta terlibat aktif dalam sosio-ekonomi masyarakat setempat.
"Ecotourism sangat erat hubungannya dengan olahraga laut seperti diving" ujar pria kelahiran Ternate, Maluku, 20 Mei 1952 tersebut. Menurut dia, ada 20 tempat di Indonesia yang didorong untuk menjadi Ecotourism. Di antaranya Wakatobi di Sulawesi Tenggara dan Raja Ampay di Papua. Kedua tempat itu memang sangat populer di kalangan para penyelam lokal maupun internasional.
Fadel juga mengingatkan, dengan luas lautan Indonesia yang mencapai 6 juta kilometer persegi, kelestarian terumbu karang haruslah dijaga.
"Waktu saya menjabat sebagai Gubernur Gorontalo, saya mengeluarkan perda pertama soal kelestarian terumbu karang," katanya mengacu pada peraturan Daerah No 2/2006 tentang pengelolaan Ekosistem Terumbu Karang di provinsi Gorontalo.
Saat ini pun, kata Fadel, Indonesia menjadi ketua dari Coral Triangle Initiative (CTI) yang beranggotakan enam negara. Organisasi yang berpusat, di Manado itu sudah melakukan berbagai upaya penyelamatan terumbu karang, (dan angarra dian).
Sumber : Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia
No comments:
Post a Comment