Wednesday, June 9, 2010

Maluku Jadi Lumbung Ikan Nasional

Perairan Maluku dipastikan segera menjadi lumbung ikan nasional, menjelang dilaksanakannya Sail Banda 2010, Agustus mendatang. Lumbung ikan nasional didukung tiga kawasan perairan, yakni Laut Banda, Laut Maluku, dan Laut Arafura. Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu menegaskan hal itu pada seminar perikanan yang digelar di Ambon, pekan lalu.

"Maluku sudah ditakdirkan berada di tiga fishing ground, dan mengon-tribusi 50% produk ikan jenis ekonomis di Indonesia," kata Karel melalui keterangan pers yang diterima Investor Daily Aan Kementarian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta, baru-baru ini.

Menurut Karel, selama lebih dari 30 tahun Maluku terbukti menjadi penyumbang utama udang, ikan dasar, dan cakalang. Karena itu, ketiga per-airan, yakni Banda, Maluku, dan Ara-furu, layak dinamakan Golden Fishing Grounds. Propinsi Maluku sendiri layak menyandang status "lumbung ikan masional".

Sementara itu, Direktur Usaha dan Investasi KKP Victor Nikijuluw menegaskan, Maluku sejak dulu sudah menjadi lumbung ikan nasional, namun baru sekarang disadari. "Ke depan, ketika kita sudah berhasil meningkatkan produksi ikan tangkap, Maluku berpeluang menjadi lumbung ikan dunia," kata Victor.

70% Sudah Dieksploitasi

Di seluruh dunia, lanjut Victor, kini hanya terdapat 3% sumber daya ikan dunia yang masih kurang dieksploitasi (under-expolited) dan 20% yang sudah dieksploitasi secara moderat (moderrately exploited). Dengan demikian, total habitatnya terdapat 23%sumber daya perikanan dunia yang masih dapat diandalkan untuk peningkatan produksi.

Selebihnya, yaitu sekitar 70%, sudah mengalami over-exploited Aan depleted. Perairan Indonesia, khususnya Maluku, termasuk 23% yang belum sepenuhnya dimanfaatkan. Victor berharap, perairan Maluku lebih dapat dikelola dengan baik bagi kepentingan dunia, nasional, daerah, dan masyarakat lokal.

Victor menekankan konsepsi lumbung ikan berbeda dengan lumbung pangan pada umumnya. Lumbung ikan berbeda artinya dari gudang ikan (cold storage). Lumbung ikan adalah in-situ storage atau gudang hidup (life storage).

Sebagai lumbung hidup, kata Victor, harus dipastikan adanya surplus produksi yang tetap ditinggakan di laut, sehingga terjadi proses repro-ducing atau regenerasi berkelanjutan. Karel Albert menambahkan, pengembangan Maluku sebagai lumbung ikan nasional tetap menyatu dalam konsep pengembangan kawasan minapolitan oleh KKP. Sinergisitas tersebut, lanjut Karel, untuk memastikan produksi perikanan tangkap dan perikanan budidaya dari kawasan Maluku bisa meningkat

Selain itu, di sisi hilirnya pengembangan minapolitan di kawasan lumbung ikan nasional ini bisa pula meningkatkan nilai tambah, karena ikan tidak lagi diekspor mentah, tetapi sudah dikelola. "Dikelola menjadi culture-based fisheries, dan pengolahan dan pemasaran pun bisa ditingkatkan. Minapolitan di Maluku harus bisa menyejahterakan masyarakat pesisir," kata KareL

Menurut Karel deklarasi Maluku sebagai lumbung ikan nasional akan di-lakukan Presiden SBY pada puncak Sail Banda 2010 di Ambon, Agustus mendatang. Pada deklarasi tersebut akan hadir seluruh nelayan dari Provinsi Maluku, sekaligus digelar ekspose hidangan ikan seluruh nusantara.

Promosi Wisata

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad mengatakan, momentum Sail Banda 2010 bisa digunakan sebagai ajang promosi wisata. "Lewat momentum Nasional Sail Banda, kita harapkan Ambon menjadi destinasi internasional bagi wisatawan," kata Fadel belum lama ini.

Nasional Sail Banda 2010 dipastikan berlangsung Juli hingga Agustus 2010. Pergelaran bertaraf nasional itu sedianya dihadiri sejumlah pemangku kepentingan, baik dari dalam maupun luar negeri. Penyebaran informasitentang Ambon serta potensi-potensi provinsi kepulauan itu menjadi salah satu tujuan perhelatan tersebut Ambon kaya akan potensi kelautan, wisata, serta seni dan budaya. Pulau Banda sendiri merupakan pulau kecil yang tercatat dan terlibat dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pulau kecil nan bersih ini pada abad ke-16 terkenal sebagai penghasil komoditas pala terbesar dunia.

Ambon juga terkenal sebagai lumbung nasidnal ikan berjenis pelagis dan demersal. Produksi kedua jenis ikan ini bisa mencapai 1.640.160 ton per tahun. Penangkapan ikan pelagis bisa mencapai 261.490 ton, pelagis kecil 980.100 ton, dan demersal 295.500 ton. Selain kedua ikan itu. lanjut Fadel, masih terdapat ikan karang dengan produksi mencapai 47.700 ton, udang 44.000 ton, lobster 800 ton, dan cumi-cumi 10.570 ton. (jjr)


Sumber : Investor Daily 10 Juni 2010,hal. 21


No comments:

Post a Comment