Sunday, June 27, 2010

Keunggulan Usaha Perikanan-Kelautan Berbasis Teori Efektivitas Organisasi

Usaha perikanan DIY 20 tahun terakhir penuh dinamika. Tingkat keberhasilannya sungguh variatif antara satu dengan lainnya. Ada yang tumbuh kemudian mati ada yang bertahan, beberapa lainnya malah berkembang mengagumkan. Beberapa ahli menanalisa efektivitas operasional dan strategi merupakan dua aspek esensial untuk mencapai tingkat kinerja usaha yang tinggi. Hasilnya, usaha kelompok bisa tumbuh dan berkembang serta bertahan dengan baik.

Substansi efektivitas operasional adalah upaya melakukan aktivitas yang sama secara lebih baik dari yang dilakukan oleh pesaingnya. Termasuk semua aktivitas yang memungkinkan sebuah institusi usaha (kelompok pembudidaya ikan, nelayan, pengolah maupun pemasar produk perikanan) memanfaatkan sumberdayanya secara lebih baik. Beberapa pelaku usaha mampu mendapatkan hasil yang lebih baik dari pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki karena dapat meminimalisir kegiatan yang tidak efisien, menerapkan teknologi yang lebih tepat, memotivasi organisasi secara lebih baik atau memiliki kemampuan untuk mengakses bahan baku secara lebih baik.

Penyedia benih lele, Kelompok Tani Ikan Mino Ngremboko, Sleman, bisa jadi contoh kasus menarik, sebagai contoh kasus menarik. Sejak 1987, efektivitas operasional dilakukan dengan cara melakukan usaha budidaya secara bersama-sama antara membenihkan lele dumbo dengan beternak burung puyuh. Keduanya saling menunjang, Kotoran puyuh dimanfaatkann untuk pupuk pada proses pembenihan lele dumbo atau ikan sejenisnya.

Sejak 1995, berbarengan bertambahnya luasan lahan pembenihan, kebutuhan pupuk kotoran puyuh makin besar. Kotoran puyuh berfungsi sebagai penumbuh plankton dan biota-biota air lain untuk makanan alami ikan. Selain itu limbah puyuh ini juga mampu mencegah berbagai penyakit ikan yang berasal dari jamur dan aeromonas, menjaga kestabilan suhu dan pH, sementara amoniaknya mampu mengusir ular (hama ikan) dan tikus (hama pakan), memperkeruh air kolam untuk kenyamanan lele dan sekaligus menghilangkan lumut. Ketiadaan lumut membuat konversi pakan lebih efisien. Ransum tidak tersangkut di lumut, sehingga pakan terkonsumsi efektif dan tidak mencemari kolam.

Kombinasi kandang puyuh dan kolam pembenihan, menurut Saptono, mantan ketua Kelompok Tani Ikan ino Ngremboko, sangat efektif. Kotoran puyuh yang bercerna cepat bisa menjadi tambahanmakanan. Dia mengatakan keberhasilan pembenihan lele 60-70 persen ditentukan oleh kotoran puyuh. Di samping itu, penggunaan kotoran puyuh sebagai pupuk dapat menekan biaya operasional hingga 20 persen. Pada dekade awal pembentukan usaha, kelompok tani ini menerapkan pondasi kokoh teori efektifitas operasional dan strategis.

Berdasarkan perspektif manajemen, Total Quality Management telah digulirkan kelompok tani ini. Persaingan menggunakan kesempatan dan waktu, benchmarking, para anggota kelompok mengubah cara-cara yang mereka gunakan dalam melakukan aktivitas dalam rangka menghilangkan inefisiensi, meningkatkan kepuasan pelanggan dan mencapai tingkat kinerja terbaik.

Hal yang paling menarik dari sisi manajemen, efektivitas operasional dilakukan dengan merampingkan susunan organisasi kelompok. Susunan pengurus yang terdiri atas ketua, sekretaris, bendahara, koordinator pemasaran, pengawas produksi dan mutu, serta humas hanya ditempati satu orang tanpa wakil. Dengan satu orang yang menjabat, tanggung jawab kerja menjadi sangat jelas dan biaya operasional organisasi bisa ditekan. Dengan pendekatan manajemen seperti ini, pendapatan anggota kelompok bisa menjadi lebih baik. Alhasil, Kelompok Tani Ikan Mino Hremboko maju pesat. Pemasaran benih lele tidak sebatas wilayah DIY saja, tetapi sudah mencapai Jateng, Jawa Barat, dan DKI Jakarta. Karena permintaan yang makin menanjak, pemenuhan benih lele juga dilakukan dengan kerjasama luar kelompok. Saat ini suplai benih luar kelompok mencapai 20 persen.

Selain mengembangkan usaha pembenihan, kelompok tani ikan ini juga mengelola pasar ikan di kawasan tersebut, pada ban Rabu, Kamis, Sabtu, dan Minggu. Fasilitas yang diberikan kepada konsumen adalah pelayanan plastik gratis, oksigen, dan diantar sampai tujuan.

Likuiditas usaha yang lancar dan transparan membuat kepercayaan perbankan meningkat untuk meminjamkan uangnya, sebagai langkah untuk mengembangkan usaha kelompok tersebut. Berbagai penghargaanpun diraih kelompok tani Mino Ngremboko. Pada tahun 1997, Pemerintah Provinsi DIY memberi piagam penghargaan dan pengukuhan kelompok tani ikan ini sebagai kelompok tani kelas utama. Bahkan, pada bulan November 2001 memperoleh predikat juara I intensifikasi pembenihan rakyat (Inperak) tingkat nasional.

Inti dari strategi bersaing adalah memilih sekelompok aktivitas usaha yang berbeda dalam rangka menghasilkan kombinasi nilai yang unik. Pilihan posisi stategis ini tidak hanya menentukan aktivitas yang akan dilakukan oleh suatu organisasi dan bagaimana masing-masing aktivitas disusun, tetapi juga bagaimana aktivitas-aktivitas tersebut saling berhubungan satu sama lainnya. Efektivitas operasional berkaitan dengan tercapainya tingkat terbaik dalam melakukan masing-masing aktivitas atau fungsi. Sedangkan strategi berkaitan dengan pengkombinasian berbagai aktivitas.

Contoh kasus lain adalah Nuraji, pelaku usaha pengolah ramput laut, di Gunungkidul. Dia memulai usaha sejak 25 tahun lalu. Meski dengan teknologi sederhana, terbukti Nuraji mampu bertahan di tengah krisis yang melanda.

Nuraji mengembangkan usaha berdasarkan potensi sumberdaya rumput laut lokal yang ada di Kabupaten Gunung Kidul. Karakteristik pantai Kabupaten Gunung Kidul yang berkarang, memungkinkan tumbuhnya berbagai plasma nutfah rumput laut dengan kelimpahan jenis yang sangat beragam. Nuraji mampu menarik hati pembudidaya rumput laut, sebab dia membeli semua jenis tanpa kecuali, meski dengan harga bervariasi. Ini berbeda dengan pengolah lain yang hanya membeli jenis rumput laut tertentu saja.

Berbagai jenis ramput laut itu diolah untuk makanan jadi atau bahan baku produksi. Misalnya sebagai campuran pakan ternak, urapan/ kudapan makanan, makanan olahan (dodol dan agar-agar), industri kosmetik, dan farmasi. Cara inilah yang membuat Bapak Nuraji dapat menjalankan efektivitas operasional usahanya secara lebih baik. Produksi olahan rumput laut Pak Nuraji saat ini bahan pakan temak 20 kilogram per hari, tepung agar mencapai 20 kilogram per hari, agar kertas 25 kilogram per hari, manisan agar 15 kilogram per hari dan caraginan 60 kilogram hari.

Keunggulan Kelompok Tani Ikan Mino Ngremboko dan usaha pengolahan rumput laut milik Bapak Nuraji melibatkan seluruh sistem aktivitasnya, bukan kumpulan bagian-bagiannya saja. Keunggulan bersaingnya berasal dari bagaimana aktivitas-aktivitasnya disesuaikan dengan keadaan dan memacu aktivitas-aktivitas lainnya. Aktivitas-aktivitas yang dilakukan saling melengkapi dengan cara menciptakan nilai ekonomis riil. Keduanya mampu menerapkan pondasi kokoh efektifitas organisasi.


No comments:

Post a Comment